Tentang Penulis
Dulu, saya punya
cita-cita untuk menjadi seorang peneliti, atau mungkin bisa dibilang profesor. Karena..mungkin
hanya sekadar biar bisa dibilang keren,, hahahaa. Tapi sejujurnya alasan saya
untuk menjadi seoran peneliti karena terinspirasi oleh Thomas Alfa Edison, dan
saya ingin menjadi seperti beliau.
Namun sayangnya, ketika
SMP saya tidak suka pelajaran fisika, apalagi kimia, untunglah sewaktu SMP hanya
sedikit sekali hal yang diajarkan dalam pelajaran kimia. Yaa hanya sebatas
pelajaran tentang Asam Basa Garam lengkap dengan kertas lakmus. Sehingga tidak
memperburuk rata-rata nilai raport, cukuplah fisika saja yang nilainya rusak.
Setelah lulus SMP
saya mendapatkan nilai UNAS yang lumayan, rata-rata sembilan koma, bisa
dibilang saya bebas mau pergi ke sekolah mana saja.
Saat itu (2013),
saya punya keinginan untuk masuk SMK pada jurusan Gambar Bangunan, namun dilarang karena alasan orang tua takut
misalkan saya tidak bisa bersaing di jurusan Gambar Bangunan, membuat saya
malah kerja jadi kuli?? Yaa mungkin saat itu saya masih belum menunjukkan bakat
saya, jadi orang tua saya
sedikit khawatir dengan masa depan saya.
Setelah muter-muter
nyari referensi, akhirnya saya menemukan jurusan di sebuah sekolah, sekolah yang
cukup terkenal di Surabaya. STM Pembangunan Surabaya / Stemba, dan sekarang
sudah berganti nama menjadi SMK Negeri 5 Surabaya. Disana ada 2 jurusan Kimia,
Kimia Analisis dan Kimia Industri. Bedanya (menurut saya) Kimia Analisis lebih
mengarah bekerja di dalam Laboratorium sedangkan Kimia Industri sedikit
mengarah ke lapangan produksi.
Tepat di bulan
juli tahun 2013 saya memilih untuk mendaftar di kompetensi Kimia Analisis. Saya
memilih Kimia Analisis agar saya lebih fokus dalam mengejar cita-cita saya
untuk menjadi seorang peneliti / researcher. Itu sebabnya saya lebih fokus
mengambil jurusan yang mana pekerjaannya terfokus di dalam Laboratorium.
Setelah 4 tahun
sekolah, lulus sebagai lulusan SMK Kimia. Saya mulai menyadari bahwa saya mulai
dituntut untuk mandiri. Uang jajan sudah di Stop saat itu juga. Nggak ada
anggaran lagi dari orang tua. Yang tersisa hanyalah sepeda motor pemberian
orang tua untuk transportasi. Sekarang waktunya nyari kerja...
Saya sebenarnya
tidak mengalami kesusahan yang berarti dalam melamar pekerjaan. Saya termasuk
orang-orang yang lebih dulu mendapatkan pekerjaan.
Pekerjaan pertama
saya, saya diterima bekerja di salah satu Instansi Pemerintah yaitu, Laboratorium
Lingkungan, Laboratorium tersebut beroperasi sebagai lembaga penyedia jasa
pengujian limbah industri. Disana saya bekerja sebagai Analis Laboratorium. Namun
sayangnya saya tidak bertahan lama, saya hanya bekerja selama setahun disana. Dikarenakan
gaji pokok yang terlalu rendah menurut saya.
Mulailah cari-cari
lagi lowongan pekerjaan. Saya dapat kabar bahwa di sekolah ada informasi lowongan
pekerjaan. Langsung saja kesana buat nyari pekerjaan yang setidaknya cocok
untuk saya kerjakan.
Dari beberapa
pekerjaan yang tersedia, saya dibuat kaget oleh sebuah perusahaan yang
mencantumkan lowongan sebagai tenaga Analis Laboratorium RND dengan kualifikasi
lulusan SMK. Karena dalam pasaran tenaga RND itu, mayoritas kualifikasi untuk
minimal S1. Ternyata ada perusahaan yang mencari kualifikasi SMK. Yesss, ini
mimpi saya untuk bergabung dengan para peneliti atau researcher di dalam sebuah
perusahaan. Langsung saya kirimkan surat lamaran perkerjaan saya.
Sekitar 2-3
minggu datanglah panggilan untuk menghadiri interview. Sekitar 2 jam interview,
saya bertemu 3 orang secara bergantian, HRD, Manager Teknik, dan Kepala
Produksi. Saat interview, sekilas HRD-nya terlihat suka dengan jawaban-jawaban
saya selama interview. Hal tersebut membuat keyakinan saya bertambah untuk
berhasil diangkat bekerja pada bagian RND. Dan setalah interview disuruh pulang
lagi, katanya akan diberikan informasi lebih lanjut dalam kurun waktu sekitar 2
minggu.
Namun ternyata, nggak
sampai nunggu 2 minggu, Cuma sehari setelah interview saya sudah dipastikan
diterima bekerja dan disuruh langsung bekerja di keesokan harinya.
Itulah sekilas
perjalanan saya bisa mencapai sebuah pekerjaan yang saya impikan sebagai seorang
peneliti dalam suatu perusahaan. Masih banyak pengalaman kerasnya jadi seorang
RND yang ingin saya bagikan, sebagai seorang RND yang selama ini masih berjuang
karena setiap hari tertekan oleh pekerjaan.
Semoga tulisan
saya bisa memberi inspirasi dan semangat bagi para RND di luar sana bahwa kita
berada di posisi yang sama.
Saya peneliti,
dan saat tulisan ini di publish saya masih berumur 20 tahun.
0 comments:
Post a Comment